Ilmu marketing ada banyak macam, diantaranya ada empat P-nya marketing mix, yaitu product, price, place and promotion. Product sudah jelas, place ini memang paling sulit. Biasanya orang marketing paling suka main price, karena hasilnya langsung kelihatan. Hari ini turun harga, besok volume penjualan langsung meningkat.
Tapi, dapat berbahaya karena belum tentu memecahkan masalah sebenarnya. Bahkan, kalau terlalu sering dipakai, tidak pada tempatnya, brand image akan hancur. Kecuali kalau sebuah brand memang diposisikan sebagai low cost atau low price.
Air Asia dan Ikea misalnya, berusaha menurunkan harga barang dengan kualitas yang sama dari waktu ke waktu. Tapi hal itu menuntut inovasi di bidang proses dan cost. Bukan sekedar banting harga.
Sesudah price, yang sering dipermainkan orang adalah promotion, antara lain, karena "glamor". Jadi ngerjainnya seneng. Juga seringkali karena terpacu pesaing!!.
Price war adalah dua "perang pemasaran" yang sering terjadi karena relatif mudah. Inovasi produk jauh lebih sulit karena menurut statistik 80% produk baru gagal karena berbagai alasan. Karena itu orang segan melakukannya. Lebih baik menunggu!. Tapi, bisa telat......
(disadur dari tulisan Hermawan Kartajaya - Grow with Character)
Air Asia dan Ikea misalnya, berusaha menurunkan harga barang dengan kualitas yang sama dari waktu ke waktu. Tapi hal itu menuntut inovasi di bidang proses dan cost. Bukan sekedar banting harga.
Sesudah price, yang sering dipermainkan orang adalah promotion, antara lain, karena "glamor". Jadi ngerjainnya seneng. Juga seringkali karena terpacu pesaing!!.
Price war adalah dua "perang pemasaran" yang sering terjadi karena relatif mudah. Inovasi produk jauh lebih sulit karena menurut statistik 80% produk baru gagal karena berbagai alasan. Karena itu orang segan melakukannya. Lebih baik menunggu!. Tapi, bisa telat......
(disadur dari tulisan Hermawan Kartajaya - Grow with Character)
No comments:
Post a Comment